Table of Content

Bikin Tobat, Ini Ngerinya Film "Siksa Neraka"

 


Sudah ditayangkan di bioskop Indonesia sejak tanggal 14 Desember 2023, film Siksa Neraka ini disutradarai oleh Anggy Umbara, seorang sineas berpengalaman yang telah sukses menggarap film dan sinetron populer sebelumnya seperti "The Watcher" dan "Cinta Fitri."

Film ini diadaptasi dari komik karya M. B. Rahimsyah. Ceritanya menggambarkan dengan nyata konsekuensi yang sangat mengerikan dari setiap tindakan buruk dalam kehidupan setelah mati. Sudah nonton?

Kesan pertama dari trailer Siksa Neraka sangat mengejutkan, dan harapannya adalah bahwa penayangan penuhnya akan memberikan suasana yang berbeda, terutama bagian yang menegangkan dan menyeramkan. Namun, sayangnya penayangan penuhnya terlihat membosankan dan terkesan dipaksakan

Meskipun beberapa efek visualnya lebih baik, tetapi masih tampak kasar. Beberapa pemain juga terlihat kurang natural dan kaku, sehingga tidak bisa sepenuhnya menutupi kesan yang kurang dalam film Siksa Neraka.

Mungkin banyak yang berpikir terdapat banyak adegan siksaan yang ditambahkan dalam film ini, tetapi sayangnya kita sudah melihatnya dalam trailer, jadi itu cukup mengecewakan.

Di sisi lain, film Siksa Neraka belum sepenuhnya berhasil mengilustrasikan komiknya dengan baik, bahkan terlihat cukup jauh dari itu.

Cerita dimulai dengan sebuah upacara doa yang diadakan untuk mengenang Zahra, anak Pak Harjo, yang juga merupakan murid di desa yang diajari oleh Kyai.

Tyas yang masih sangat muda dan memiliki kepekaan terhadap hal-hal yang tak terlihat, tiba-tiba mendengar jeritan-jeritan Zahra, suara yang hanya terdengar olehnya sendiri. Ketika Tyas menemukan bahwa Zahra terjerat dan mengalami penyiksaan di suatu ruangan, dia spontan berseru bahwa Zahra sedang mengalami siksaan neraka.

Adegan jumpscare, khususnya penampakan hantu sedikit mengganggu alur cerita dan seharusnya tidak diperlukan, karena dapat mengalihkan fokus dari kelanjutan alur utama.

Beberapa ketidaksesuaian muncul, seperti dialog karakter Tyas yang terlihat sangat tahu tentang ketinggian air sungai. Adegan melintasi sungai juga terasa tidak konsisten dengan kondisi sebenarnya dari air tersebut.

Pencarian anak-anak Ustaz Syakir kurang memberikan kesan dramatis. Saat salah satu anak ditemukan, dengan Ustaz Syakir menangis di tepi sungai dekat rumah, penemuan tersebut terasa agak aneh.

Bagaimana mungkin anak tersebut tidak ditemukan sejak awal, terutama dengan partisipasi banyak warga yang mencari di sungai yang sama? Kecuali jika adegan penemuan tersebut terjadi di sungai lain ketika ustaz melakukan pencarian sendiri, maka mungkin dapat dimengerti.

Skor musiknya terdengar biasa saja, tanpa memberikan dampak emosional yang mendalam. Meskipun demikian, ada beberapa poin positif, seperti akting para pemain anak-anak ustaz yang berhasil menghidupkan hubungan persaudaraan dengan sangat meyakinkan.

Penyampaian rahasia anak-anak ustaz yang terungkap secara perlahan-lahan sambil menampilkan adegan penyiksaan merupakan elemen yang berhasil.

Ditambah lagi, pergerakan kamera di dalam rumah terlihat menarik dan efek visual penyiksaan yang digambarkan melalui CGI cukup mampu menggambarkan kengerian, meskipun dengan anggaran miliaran seharusnya bisa lebih realistis.

Meskipun demikian, film Siksa Neraka sebenarnya memiliki potensi. Sayangnya, eksekusinya kurang terkesan dan alurnya kurang menggigit. Dialognya terkadang kaku dan hambar, ditambah lagi dengan storytelling yang kurang memikat membuat film ini sangat membosankan, meskipun sedikit dibantu di pertengahan hingga jelang akhir Siksa Neraka yang memberi perubahan positif pada banyak orang.

 

 

 

Posting Komentar