Film "Sewu Dino" pertama kali tayang di bioskop Indonesia pada tanggal 19 April 2023 silam dan telah menarik perhatian para penggemar film Indonesia karena mengangkat kisah praktik santet, yang merupakan tema yang sudah sangat akrab di Indonesia. Sebelumnya, kisah "Santet 1000 hari" yang diawali dengan unggahan di Twitter oleh Simpleman telah diadaptasi menjadi sebuah novel karena mendapat respon positif.
Meskipun film ini masuk dalam genre horor,
"Sewu Dino" tidak hanya fokus pada adegan seram dan jump scare,
tetapi juga menggambarkan betapa menakutkannya pengaruh santet terhadap
manusia. Sinematografi dalam film ini dianggap cukup baik dalam menggambarkan
latar cerita yang gelap, sehingga nuansa seram dapat tersampaikan dengan baik
kepada penonton.
Alur
Cerita
Cerita "Sewu Dino" berkisah tentang Sri Rahayu (diperankan oleh Mikha Tambayong), seorang gadis muda yang tinggal di desa dan mencari pekerjaan untuk membantu biaya pengobatan ayahnya. Sri menemukan sebuah peluang kerja dengan bayaran besar dan berhasil diterima. Akan tetapi, ia merasa ada yang tidak biasa dengan majikannya, Mbah Karsa Atmodjo (diperankan oleh Karina Suwandi).
Bersama dengan teman-temannya, Dini (diperankan oleh Agla Artalidia) dan Erna (diperankan oleh Givina Lukita Dewi), mereka dibawa ke lokasi terpencil di tengah hutan. Di sana, mereka menemukan sebuah rumah kecil yang di dalamnya terdapat tubuh seorang gadis bernama Della yang sedang kerasukan oleh setan.
Tugas mereka adalah merawat tubuh Della selama empat hari menjelang Sewu Dino (1000 hari). Meskipun premisnya menjanjikan, cerita ini membawa nuansa yang segar, hanya saja kita masih belum sepenuhnya lepas dari konvensi horor yang sudah ada sebelumnya.
Nuansa
Horor
Kimo Stamboel sukses menicptakan atmosfer horor yang sangat tegang dengan baik, meskipun sebagian besar adegannya terbatas dalam ruangan yang sempit. Ruangan tengah, kamar tidur penjaga, dan tentu saja ruang tempat tubuh gadis yang kerasukan menjadi tempat yang sangat menakutkan.
Sutradara juga berhasil menghadirkan momen jump scare dengan baik,
tanpa kesan berlebihan. Meskipun terkenal dengan penggunaan ruangan yang
terbatas, seperti yang telah menjadi ciri khasnya, dalam "Sewu Dino,"
ruang tersebut semakin sempit karena terbatas pada satu bangunan gubuk kecil
yang terdiri dari beberapa ruangan.
Di dalam bangunan tersebut terdapat ruang tengah, kamar tidur penjaga, dan ruang di mana tubuh Della tertutup dengan kain dan diletakkan dalam keranda bambu. Apakah ini menciptakan ketegangan yang lebih kuat? Tentu saja! Tidak ada kesempatan untuk melarikan diri seperti dalam "Ivanna" atau "DreadOut."
Semua fokus terpusat pada satu
ruangan, yaitu tempat di mana tubuh Della berada, dan di sana tidak ada sumber
listrik, hanya pencahayaan dari lilin dan lampu petromax. Namun, "Sewu
Dino" berhasil menciptakan suasana horor yang sangat efektif. Menghadirkan
momen jump scare dalam ruangan yang sangat terbatas adalah tugas yang sulit,
tetapi sutradara membuktikan kemampuannya dengan sangat baik.
Karakter
yang Kurang Kuat
Dalam film "Sewu Dino," peran Mbah Karsa Atmodjo yang diperankan oleh Karina Suwandi memikat perhatian. Mbah Karsa Atmodjo adalah majikan Sri Rahayu yang mengundangnya untuk terlibat dalam tugas yang sangat berisiko dan menantang.
Meskipun demikian, pengembangan
karakter Mbah Karsa Atmodjo terasa kurang mendalam dan tampaknya kurang
mendapatkan eksplorasi yang memadai. Penonton hanya diberikan pemahaman bahwa
Mbah Karsa Atmodjo adalah seorang dukun atau individu yang memiliki pengetahuan
kuat dalam ilmu hitam. Akan tetapi, informasi lebih lanjut mengenai latar
belakang, tujuan, atau motif dari karakter ini tidak diberikan.
Dalam film "Sewu Dino," sebaiknya Mbah Karsa Atmodjo diberikan lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan karakternya sehingga karakter tersebut dapat terasa lebih nyata dan memiliki daya tarik yang lebih kuat bagi penonton.
Selain itu, pengembangan
karakter lainnya dalam film ini juga tampak singkat dan tidak memuaskan. Oleh
karena itu, dalam proses pengembangan karakter, setiap karakter seharusnya
mendapatkan perhatian yang seimbang dan eksplorasi yang mendalam sehingga
penonton dapat memahami motivasi dan tujuan dari setiap karakter dalam cerita.
Kalau menurut kamu gimana?