Table of Content

Miracle In Cell No.7, Film Remake yang Mengandung Bawang!


Penonton dari film ini harus menyiapkan tisu sebanyak-banyaknya ketika akan menonton film remake ‘Miracle in Cell No.7’ di bioskop. Sebab, adegan demi adegan yang ditayangkan sukses mengandung bawang dan menggugah hati para penonton.

Sebelum menonton langsung filmnya, simak dulu review Film Miracle in Cell No.7. Dari beberapa review Film Miracle in Cell No.7 mereka sepakat mengatakan bahwa sepanjang film ini memang sangat mengharukan.

Bagi yang sudah menyaksikan versi Koreanya, tentu tahu di mana saja letak kesedihan pada sejumlah adegan yang diberikan. Akan tetapi, meski telah menonton versi Korea tetap saja film ini dapat memberikan drama yang menyayat hati dengan sajian khas Indonesia yang sama sedihnya pula.

Vino G. Bastian telah sukses memerankan tokoh Dodo Rozak, seorang bapak satu anak yang ditinggal pergi oleh istrinya saat melahirkan anak mereka. Ia adalah orang yang memiliki keterbatasan mental di mana membuatnya bertingkah layaknya anak kecil.

Para pemain lain seperti aktor Indra Jegel, Rigen, dan juga Indro Warkop pun saling bahu membahu untuk dapat memberikan komedi khas yang menambah gelak tawa penonton ditengah kesedihan yang mereka rasakan.

Alhasil, film remake ini pun berhasil untuk menyajikan drama keluarga yang disisipkan komedi khas celetukan ngasal yang dapat membawa tawa bagi para penontonnya.

 

Sinopsis Film Miracle in Cell No.7

‘Miracle in Cell No. 7’ mengisahkan tentang Dodo Rozak (Vino G. Bastian) yang ingin menjadi ayah yang baik bagi anaknya, yaitu Kartika (Graciella Abigail). Walaupun dia hanyalah pria dengan keterbatasan mental, di mana ia bertingkah dan berperilaku seperti anak-anak.

Pada kenyataannya, Kartikalah yang lebih sering menjaga serta merawat ayahnya. Namun, keduanya hidup dengan bahagia. Kartika tetap merasa bangga meski ayahnya hanya mencari nafkah dengan berjualan balon dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, kebahagiaan mereka ternyata tidak berlangsung lama saat keduanya harus dipisahkan oleh kenyataan pahit yang tiba - tiba menimpa mereka. Dodo ditangkap atas tuduhan telah memperkosa dan membunuh seorang gadis kecil bernama Melati Wibisono, anak dari orang yang berpengaruh dalam urusan politik.

Dikarenakan kekuasaannya, Dodo dapat dimasukkan dalam sel penjara No.7 yang dihuni oleh para napi beringas lainnya (Indro Warkop, Tora Sudiro, Bryan Domani, Indra Jegel, Rigen), setelah menerima dakwaan yang berupa hukuman mati.

Setelah berbagai peristiwa yang dialami oleh Dodo di dalam penjara, Dodo berhasil mendapatkan bantuan untuk dapat menyelundupkan Kartika ke dalam selnya. Kedekatan Dodo dan juga Kartika menularkan kebahagiaan bagi para napi dan sipir lainnya di dalam penjara. Mereka mulai ragu apakah pria seperti Dodo, tega untuk membunuh anak gadis seperti Melati.

Tidak Jauh Berbeda dari Versi Aslinya

Apabila kalian menyaksikan versi Koreanya terlebih dahulu, pasti pendapat kalian bahwa film ini tak jauh berbeda dengan yang aslinya. Meskipun, dalam mengambil ide cerita yang sama, pembawaan yang diberikan oleh Hanung Bramantyo terasa khas dengan menyesuaikan latar serta kondisi yang ada di Indonesia.

Mulai dari tokoh Dodo Rozak, sifat dan hukuman bagi para narapidana penghuni sel No. 7, serta kasus pembunuhan dan juga pemerkosaan tetap nampak sebagaimana versi aslinya film ini.

Walaupun begitu, film ‘Miracle in Cell No.7’ versi Indonesia ini berhasil menempati ruang di sudut hati para penonton, meski sudah menyaksikan dalam versi aslinya. Semua itu tak lain sebab adanya kehadiran oleh para komika yang mengiring suasana penuh humor dengan porsi yang sesuai dan tepat.

Ditambah pula dengan kehangatan yang diberikan oleh para pemain utama, membuat film ini terasa komplit dalam penyampaian pesan emosional kepada para penontonnya.

Drama Tetap Mengandung Bawang

Jauh sebelum film ini tayang, penonton sudah banyak menebak bahwa film ‘Miracle in Cell No. 7’ ini tentu mengandung bawang yang membuat para penonton harus menyiapkan tisu sebanyak mungkin.

Baru dibuka saja, akan disuguhkan dengan adegan kebersamaan Dodo dan Kartika. Hal itu dapat membuat penonton sudah langsung berkaca-kaca; bagaimana keduanya yang hidup bahagia dan juga sederhana harus dihancurkan dengan tuduhan yang tak mendasar sehingga membuat mereka berpisah.

Pasti membayangkannya saja sudah memunculkan perasaan ingin menangis. Sesak rasanya, hingga tak sanggup lagi jika ditahan, air mata akan mengalir begitu saja di sepanjang film ini ditayangkan.

Walaupun adanya porsi komedi yang dapat memberi penonton waktu jeda untuk menghapus air mata, namun tetap saja adegan berikutnya malah justru lebih deras lagi air mata yang akan dikeluarkan. Sang sutradara pun hanya memberi jeda untuk mempersiapkan sesuatu yang lebih besar serta sisi emosional yang dalam hingga menyesakkan hati.

Beberapa adegan memang mudah untuk ditebak. Tapi berkat adanya kehangatan yang diberikan oleh para pemain, penonton kembali terkecoh dan pada akhirnya rasa sedih akan muncul kembali ke permukaan.

Akting Vino yang Apik dan Visual yang Ciamik

Selama film ini ditampilkan visual yang diberikan telah cukup untuk memanjakan mata penonton. Sang sutradara sangat jeli untuk menyajikan sudut pengambilan gambar yang variatif dan tidak monoton, sehingga para penonton amat menikmati tampilan yang telah diberikan.

Tetapi, tone warna dalam ‘Miracle in Cell No. 7’ terasa amat pekat dan sedikit mengganggu. Namun, masih bisa untuk dinikmati dengan sajian visual yang bervariasi dan tidak berfokus pada beberapa titik saja.

Kemampuan aktor Vino G. Bastian ini memang tidak diragukan lagi. Ia berhasil dan sukses untuk memerankan karakter Dodo Rozak, bahkan improvisasi yang ia berikan dengan celetukan polos nan menggelitik mampu membuat para penonton terhibur.

Aksen yang dikeluarkan oleh Vino pun terlihat pas, seolah ia menyatu dalam karakter Dodo Rozak. Kerja bagus untuk sang sutradara dalam memilih Vino sebagai peran utama.

Meskipun terdapat beberapa kekurangan dari segi penyajian cerita yang terdapat sedikit bolongnya, Namun, semua itu dapat ditutup dengan kebersamaan yang hangat dari para pemainnya. Itulah sekilas review Film Miracle in Cell No.

Post a Comment